Pentingnya Integritas Data
Salah satu fungsi pada DBMS adalah membuat integritas data, mengapa integritas data penting dalam sebuah sistem basis data? Uraikan dan berikan contoh sederhana!
Tetapi banyak manajer bisnis prihatin dengan kualitas data organisasi mereka. Menurut sebuah studi dari KPMG, hanya sekitar 35% eksekutif melaporkan tingkat kepercayaan yang tinggi pada data bisnis mereka. Ketika ditanya mengapa mereka tidak mempercayai data, lebih dari 60% eksekutif C-suite menyalahkan teknologi atau proses otomatis. Dan lebih dari 90% eksekutif yang disurvei mengatakan data buruk dapat berdampak negatif terhadap branding dan reputasi.
Keputusan bisnis yang kritis tergantung pada data yang akurat. Ketika pengumpulan data meningkat, perusahaan menggunakannya untuk mengukur efektivitas. Jika data rusak, setiap keputusan berdasarkan data tersebut dicurigai. Misalnya, bisnis menetapkan cookies pelacakan di halaman webnya. Cookies ini mengumpulkan jumlah tampilan halaman dan pendaftaran oleh pengunjung. Jika cookies salah konfigurasi, cookies ini mungkin menunjukkan tingkat pendaftaran yang sangat tinggi. Bisnis mungkin memutuskan untuk mengeluarkan lebih sedikit untuk pemasaran, yang mengarah pada lebih sedikit lalu lintas dan lebih sedikit pendaftaran. Integritas data sangat penting karena merupakan jendela ke dalam organisasi. Jika data itu rusak, sulit untuk melihat detailnya. Lebih buruk lagi, data yang dimanipulasi dapat menyebabkan keputusan bisnis yang buruk.
Integritas data mengacu pada kualitas dan keandalan data, termasuk pelestarian, presisi, dan konsistensi data. Ketika informasi yang ada dapat diandalkan, pemilik bisnis dan eksekutif dapat membuat pilihan yang sesuai, yang berkontribusi terhadap kesuksesan bisnis secara keseluruhan. Bahkan, keputusan sehari-hari terbaik dibuat menggunakan data real-time.
Tetapi banyak manajer bisnis prihatin dengan kualitas data organisasi mereka. Menurut sebuah studi dari KPMG, hanya sekitar 35% eksekutif melaporkan tingkat kepercayaan yang tinggi pada data bisnis mereka. Ketika ditanya mengapa mereka tidak mempercayai data, lebih dari 60% eksekutif C-suite menyalahkan teknologi atau proses otomatis. Dan lebih dari 90% eksekutif yang disurvei mengatakan data buruk dapat berdampak negatif terhadap branding dan reputasi.
Comments
Post a Comment